Friday, 27 December 2013

MENCEGAH SERANGAN GANODERMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

Pendahuluan
   Mencegah akan lebih baik daripada mengobati. Mempersiapkan bahan tanam atau memberikan perlakuan sedini mungkin lebih baik daripada mengendalikan tanaman yang sudah terinfeksi.
   Ganoderma boninense adalah patogen penyebab penyakit busuk pangkal batang yang paling merusak dan mematikan tanaman kelapa sawit. Karena sifatnya mematikan, penyakit ini sudah menjadi salah satu hambatan utama dalam budidaya kelapa sawit, sehingga tidak cocok jika disebut "monster" bagi tanaman kelapa sawit.
   Hingga saat ini belum ada cara dan obat yang mujarab bagi penanganan penyakit busuk pangkal batang ini. Pada beberapa kebun sawit di Indonesia, penyakit ini telah menyebabkan kematian tanaman sampai 80% atau lebih dari seluruh populasi tanaman, sehingga mengakibatkan penurunan produksi per satuan luas. Pada mulanya penyakit ini hanya menyetang tanaman tua (TM), namun pada dekade ini juga diketahui menyerang tanaman muda (TBM), realitas ini cukup mengejutkan. Kejadian penyakit meningkat sejalan dengan generasi kebun. Gejala penyakit akan lebih cepat muncul dan serangannya lebih berat pada tanaman generasi kedua dan ketiga.

Gejala Serangan Ganoderma
   Hal yang menarik dari gejala penyakit Ganoderma yang sering dikenal dengan penyakit busuk pangkal batang (basal stem rot disease) yang merupakan soil borne disease. Gejala serangan yang muncul tidak hanya berupa basal stem rot disease tetapi juga bisa sebagai upper stem rot disease (busuk batang atas). Semula patogen penyakit busuk batang atas teridentifikasi adalah Fomex noxius, namun akhir-akhir ini teridentifikasi bahwa Ganoderma boninense juga sebagai penyebab pada gejala upper stem rot disease.

Penyebaran Ganoderma boninense
   Pada kebun kelapa sawit areal gambut, laju infeksi penyakit busuk pangkal batang lebih cepat, bisa mencapai 20% tiap triwulan dibandingkan dengan tanaman sawit yang ditanam di areal mineral. Perkembangan yang cepat ini diduga peranan akar dan melalui basidiospora (tubuh buah) yang disebarkan melalui angin atau serangga. Telah teridentifikasi bahwa serangga Eumorphus sp yang sering terlihat berada di permukaan basidiospora menjadi salah satu vektor penyebaran.
   Perantara basidiospora yang dilepaskan dari tubuh buah sangat besar sebagai agens penyebaran penyakit Ganoderma ini, karena jumlah basidiospora yang sangat banyak. Bisa mencapai 2O juta basidiospora yang dilepaskan dalam setiap menit dengan bantuan angin. Ukuran basidiospora sangat kecil, bobotnya sangat ringan dan kemampuan bertahan (dorman) dalam waktu yang sangat lama.

Kerugian Akibat Penyakit Ganoderma boninense
   Perhitungan kasar kerugian yang timbul akibat serangan penyakit busuk pangkal batang tergolong sangat besar, jika dihitung berdasarkan potensi kehilangan hasil 35 % maka dengan jumlah pokok terserang Ganoderma boninense sebanyak 12.721 pokok (setara dengan 93.54 ha) dengan hasil produktivitas 23 ton/ha/th maka taksasi kehilangan produksi adalah 8 ton/ha/th. Jika harga TBS adalah Rp. 1.500/kg maka perkiraan kerugian adalah Rp. 12.073.709 /ha/th.

Pencegahan dan Penanganan
   Lebih baik mencegah dari pada mengobati, sama halnya dengam penyakit pada manusia. Tindakan pencegahan akan lebih baik dari pada mengobati tanaman yang sudah sakit. Pencegahan yang utama adalah dengan menanam pada lahan yang tidak terkontaminasi oleh tanaman sebelumnya. Dengan memberi tanda pada point tanaman yang terinfeksi dan mengeradikasi sumber penyakit sebelum dilakukan replanting.
   Beberapa usaha pengobatan yang telah dilakukan seperti pemetikan dan pemusnahan tubuh buah, mengisolasi tanaman sakit, mengorek dan membakar sumber bagian terinfeksi kemudian dan membumbun dengan tanah dan injeksi batang dengan fungisida. Usaha ini sebatas untuk memperpanjang usia produktif yang terkadang dapat mempertahankan produksi dua sampai tiga tahun sebelum akhirnya mati.

http://www.pukon.co.id/