Sunday, 17 November 2013

TEKNIK BUDIDAYA LEBAH MADU (Apis indica)


MAKALAH HASIL HUTAN BUKAN KAYU
TEKNIK BUDIDAYA LEBAH MADU (Apis indica)”



OLEH :

RIO RUSANDI
1106121095

 
 


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013





BAB I
PENDAHULUAN

 

1.1.  Latar Belakang
            Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan tempat-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah juga menghasilkan produk yang yang sangat dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu royal jelly, pollen, malam (lilin) dan sebagainya. Selanjutnya manusia mulai membudidayakan dengan memakai gelodog kayu dan pada saat ini dengan sistem stup.
            Lebah madu (Apis indica) sering kita jumpai disekitar tempat tinggal, di rumah (atap/genteng), di pohon sekitar rumah terutama pada batang pohon yang berlubang, bahkan kadang dijumpai di tiang listrik dan grong-gorong. Lebah madu (Apis indica) akan berkembang biak dan mempunyai koloni yang besar jika kondisi lingkungan tempat tinggal yang mendukung. Terutama tercukupinya kebutuhan makanan, necter, pollen dan cadangan makanan lainnya. Tidak kalah penting merupakan factor pendukung bagi habitat lebah madu adalah ada tidaknya gangguan lingkungan, utamanya hama pengganggu dan predator.
            Budidaya lebah madu akan berhasil jika lingkungan setempat sangat mendukung yaitu tersedia banyak tanaman berbunga atau penghasil nectar dan pollen serta cukup cadangan makanan lainnya. Penanganan yang serius, tekun, sabar menjaga keberhasilan juga merupakan salah satu factor pendukung keberhasilan upaya tersebut disamping tersedianya bibit atau lebah madu yang cukup disekitar lingkungan.
            Dalam pembudidayaan lebah madu yang perlu dipersiapkan yaitu: Lokasi budidaya, kandang lebah modern (stup), pakaian kerja dan peralatan Syarat yang utama yang harus yang dipenuhi dalam budidaya lebah adalah ada seekor ratu lebah dan ribuan ekor lebah pekerja serta lebah jantan. Dalam satu koloni tidak boleh lebih dari satu ratu karena antar ratu akan saling bunuh untuk memimpin koloni. Maka untuk menghindari hal tersebut dibutuhkan penanganan dan pengelolaan yang baik dan tepat dalam upaya membudidayakan madu lebah ini.

1.2. Tujuan
            Tujuan penulisan makalah tentang Teknik Budidaya Lebah Madu (Apis indica) adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui teknik atau cara budidaya lebah madu yang baik dan benar sehingga dapat menjadi suatu peluang usaha yang menjanjikan
2.      Mengetahui ciri dan mamfaat lebah madu (Apis indica) sebagai objek yang akan dibudidayakan.
3.      Adapun tujuan lainnya yaitu sebagai tugas kelompok wajib mata kuliah Hasil Hutan Bukan Kayu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pengertian Madu 
            Madu merupakan cairan kental seperti sirup bewarna cokelat kuning muda sampai cokelat merah yang dikumpulkan dalam indung madu oleh lebah  Apis mellifera. Konstituen dari madu adalah campuran dekstrosa dan fruktosa dengan jumlah yang sama dan dikenal sebagai gula  invert 50-90% dari gula yang tidak terinversi dan air. Madu biasa dipalsukan dengan gula invert buatan, sukrosa, dan glukosa cair perdagangan. Madu dapat pula dipalsukan dengan cara pemberian suatu asupan kepada lebah berupa larutan gula sukrosa yang bukan berasal dari nektar (Gunawan, 2004).

            Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti Magnesium, Kalium, Potasium, Sodium, Klorin, Sulfur, Besi, dan Fosfat. Madu juga mengandung  vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari yang dikonsumsi lebah. Disamping  itu, didalam madu terdapat pula tembaga, yodium dan seng dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis hormon. (Sarwono, 2001). 

            Madu alami juga banyak mengandung enzim, yaitu molekul protein yang sangat komplek yang dihasilkan oleh sel  hidup dan berfungsi sebagai katalisator, yakni : zat pengubah kecepatan reaksi dalam proses kimia yang terjadi di dalam tubuh setiap makhluk hidup. (Purbajaya, J.R.2007).

            Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa lebah memilih bunga penghasil madu, pertama dari warna dan kedua dari bau bunga. Madu dibuat oleh lebah dari nektar bunga. Lebah mengisapnya dari bunga dan membawanya ke sarangnya. Setiap lebah pekerja menumpuk nektar yang dikumpulkannya dalam suatu kantong khusus didalam tubuh yang disebut perut madu. Setelah lebah mendepositkan nektar dalam sarang, dibiarkan sebagian besar airnya  menguap sehingga cairan semakin kental (nektar dapat mengandung sekitar 70% air sewaktu dipungut, lebah pekerja mengipasnya dengan sayap sehingga dapat menurunkan kadar  air hingga 17%). (Sihombing, 1997).

2.2. Penggolongan Madu 
            Madu berdasarkan asal nektarnya dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu :
1.      Madu Flora adalah madu yang dihasilkan dari nektar bunga. Yang berasal dari satu jenis bunga disebut madu monoflora, yang berasal dari aneka ragam bunga disebut madu poliflora. Madu polyfloral dihasilkan dari beberapa jenis tanaman dari nektar bunga.
2.      Madu Ekstraflora adalah madu yang dihasilkan dari nektar diluar bunga seperti daun, cabang atau batang tanaman.
3.      Madu Embun adalah madu yang dihasilkan dai cairan hasil suksesi serangga yang meletakkan gulanya pada tanaman, kemudian dikumpulkan oleh lebah madu dan disimpan dalam sarang madu.

Sedangkan madu berdasarkan proses pengambilannya menurut Sarwono  (2001) dapat digolongkan menjadi dua bahagian yaitu :
1.      Madu Ekstraksi (Extracted Honey) : Diperoleh dari sarang yang tidak rusak dengan cara memusingkan atau memutarnya memakai alat ekstarktor.
2.      Madu Paksa (Strained Honey) : Diperoleh dengan merusak sarang lebah  lewat pengepresan, penekanan atau lewat cara lainnya. 

2.3.   Kualitas Madu 
            Kualitas madu ditentukan oleh beberapa hal diantaranya waktu pemanenan madu, kadar air, warna madu, rasa dan aroma madu. Waktu pemanenan madu harus dilakukan pada saat yang tepat, yaitu  ketika madu telah matang dan sel-sel madu mulai ditutup oleh lebah. Selain itu,  kadar air yang terkandung dalam madu juga sangat berpengaruh terhadap kualitas  madu. Madu yang baik adalah madu yang mengandung kadar air sekitar 17-21 persen (Sihombing, 1997). 

            Warna merupakan salah satu kriteria dari mutu madu. Biasanya warna madu cenderung akan mengikuti tanaman penghasil nektarnya, misalnya madu yang berasal
dari tanaman lobak akan berwarna putih seperti air, madu yang berasal dari tanaman akasia dan apel akan berwarna kuning  terang, sedangkan madu yang berasal dari tanaman lime akan berwarna hijau terang. Selain itu, untuk madu yang telah disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama maka akan cenderung mengalami perubahan warna menjadi lebih tua (Jarvis,2007).

            Untuk cita rasa madu ditentukan  oleh zat yang terdapat dalam madu diantaranya glukosa, alkaloid, gula, asam glukonat dan prolin. Rasa dan aroma madu yang paling enak adalah ketika madu baru dipanen dari sarangnya. Sesudah itu, senyawa-senyawa yang terdapat dalam madu sedikit demi sedikit akan menguap. Hal ini disebabkan senyawa yang terdapat dalam madu bersifat volatil (mudah menguap). Karena itu, untuk menjaga kualitas madu cara memanen dan menyimpan madu perlu diperhatikan (Suranto, 2004). 


BAB III
PEMBAHASAN




3.1. Ciri dan Manfaat Lebah Madu (Apis indica)
Lebah madu (Apis indica) memiliki ciri-ciri yaitu, hidup secara berkelompok membentuk suatu koloni dan memiliki susunan masyarakat lebah, dimana lebah pekerja yang bertugas membuat sarang, mengumpulkan madu dan mengurus telur dan larva, membersihkan sarang, menyuapi anakan dan menyuapi ratu, dan umur pekerja hanya berkisar 8 minggu.
Lebah tentara, bertugas menjaga sarang dari gangguan musuh dan umurnya 8 minggu. Lebah pejantan, tugasnya membuahi calon ratu, umur pejantan 8 minggu dan Lebah ratu, menghasilkan telur, memiliki umur yang panjang yaitu 5 tahun, masa produktif selama 2-4 tahun. 
Lebah madu mempunyai manfaat langsung dan tidak langsung bagi manusia. Manfaat langsung antara lain : dapat menghasilkan madu, gana, lilin/malam dan royal jelly serta tepung sari/pollen. Madu bermanfaat bagi manusia untuk daya tahan tubuh dan untuk obat. Satu liter madu sama dengan 50 butir telur. Gana (telur baru yang menetas) mengandung protein yang tinggi dan hormone pertumbuhan. Malam dimanfaatkan orang diolah untuk bahan batik. Tepung sari/pollen dimanfaatkan untuk daya tahan tubuh. Royal jelly merupakan makanan calon ratu dan dibuat jika ada calon ratu. Manfaat bagi manusia lainnya adalah sebagai penambah stamina karena madu memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Lebah juga memiliki manfaat tidak langsung, yaitu membantu proses penyerbukaan bunga. Sehingga terjadi fertilisasi, maka akan terbentuk calon individu baru atau biji pada tanaman.

3.2.  Persyaratan Dalam Budidaya Lebah Madu (Apis indica)
  Untuk menentukan keberhasilan dalam upaya pembudidayaan lebah madu ini sangat di tentukan oleh :
1.      Tersedianya sumber makanan (madu/bunga dan pollen) serta adanya tanaman yang berbunga.
2.      Bibit lebah madu yang baik, yaitu memiliki anggota koloni yang banyak, dalam satu stup/sarang minimal 6 sisiran dan penjantan jumlahnya sedikit (< 100 ekor).
3.      Pelaku budidaya/peternak.
4.      Pemberian tambahan makanan pada saat perubahan cuaca.

3.3. Pembuatan Sarang (Stoep) Lebah Madu
            Dalam pembuatan sarang/stup, kayu yang baik digunakan adalah kayu yang sudah kering dan tidak lagi berbau menyengat, hal ini menghindari pindahnya koloni lebah karena tidak betah akibat pengaruh dari kayu tersebut. Intinya dapat menggunakan kayu apa saja yang terpenting tidak berbau menyengat dan mengganggu koloni lebah.  

1.      Konstruksi Stoep
Gambar 1. Bentuk stoep/kandang lebah madu
 
Keterangan :
1.      Tinggi stoep minimal 22-30 cm
2.      Panjang 30-40 cm dan lebar menyesuaikan jumlah frame tempat sisiran






Gambar 2. Stoep tampak dari atas


 
Gambar 3. Bentuk frame/sisiran 



3.4. Cara Pemindahan Lebah Madu Kedalam Stoep

1. Dari glodok/klutuk (batang kelapa yang dibuat rongga/lubang)
·         Pada umumnya lebah menyenangi tempat di bagian atas pada sebuah klutuk dan tempat yang gelap.
·         Dalam satu klutuk bisa lebiha dari 1 sarang atau koloni
·         Untuk memindahkannya, ambil klutuk yang bagian atas (yang ada lebahnya) dengan pelan-pelan dan sebelumnya stoep disiapkan terlebih dahulu ditempatkan pada suatu tempat (hanya bagian kotak utamanya dan tutup atas). Untuk frame diambil 2 atau 3 saja.
·         Setelah stoep siap, klutuk yang telah diambil dibuka dan dibalik pelan-pelan tepat dibawah stoep dan dengan pelan dan halus klutuk diketuk-ketuk untuk mempercepat pemindahan lebah tersebut kedalam stoep.
·         Setelah pindah semua sisiran yang tertinggl diambil beberapa potong dan tali raffia/benang diikat pada 2-3 frame yang telah diambil selanjutnya masukkan kedalam stoep.
·         Supaya betah diberi makanan tambahan berupa cairan gula pasir/gula jawa.

2.  Dari alam / koloni alami (pohon, gua/gorong-gorong, rumah penduduk)
a. Dalam rongga pohon yang menghadap/berada diatas
·         Dalam hal ini apabila pohon tersebut bagian atasnya tidak berlubang. Untuk ini dibuat lubang kecil dengan garis tengah 1 cm yang tepat dibagian bawah sisiran dan perlu diukur terlebih dahulu berapa kedalamannya dan terdapatnya koloni.
·         Setelah terbuat lubang kecil dengan diameter 1 cm maka kita sediakan besek/pithi dan pada bagian atas diolesi cairan gula atau madu, kemudian ditutup tepat menutupi lubang keci tersebut.
·         Agar lebah pindah dari sarangnya kita ganggu sedikit dengan asap obat nyamuk atau asap rokok, maka lebah akan lari mencari tempat yang gelap dan ke atas karena lubang bagian atas ditutup besek/pithi kecil yang gelap.
·         Setelah terkumpul didalam besek, dapat langsung kita pindahkan ke stoep yang tersedia. Caranya hamper sama dengan pemindahan dari klutuk, hanya berbeda pada waktu membalik. Besek dibalik langsung dibawah stoep. Ada bagian yang tertindih stoep. Sisiran yang ada dirongka pohon sebagian diambil dan dikaitkan pada frame yang kosong dari stoep yang baru.
·         Selanjutnya setelah seluruh lebah berpindah semuanya dengan hati-hati stoep dipindahkan ketempat yang telah tersedia.
·         Selama 3 hari diberi makanan tambahan.
b. Dari gua, gorong-gorong dan rumah penduduk.
            Teknik pemindahan ini umumnya sama prinsipnya dengan pemindahan lebah madu dari rongga pohon serta selama 3 hari diberi makanan tambahan.
            Usahakan pemindahan lebah dilaksanakan setelah matahari terbenam, sehingga semua koloni lebah sudah berada dalam sarangnya.

 

Gambar 4. Teknik pemindahan lebah pada rongga pohon 

      Dalam hal teknik budidaya lebah madu, angka produksi madu setiap tahun dan tingkatkonsumsi madu, Indonesia sudah tertinggal dua sampai tiga dekade dari negara lain , meski perlebahan Indonesia terkategori sebagai salah satu komponen terpenting dalam pembangunan sektor pertanian dan kehutanan berkelanjutan. Secara ekologis dan ekonomis, peran lebah madu dalam penyerbukan tanaman cukup menguntungkan bagi kelestarian flora dan peternak lebah.  Seruan mengembangkan budidaya lebah madu di Indonesia pernah digagas mantan Presiden  Soeharto di tahun 1977. Saat itu, Presiden Soeharto menganjurkan agar peternakan lebah  dilakukan dalam skala besar. Dalam Lokakarya Nasional Riset dan Teknologi tahun 1978,  anjuran presiden ditampung jadi bagian garis kebijaksanaan kegiatan riset dan teknologi pada PELITA III yang berkaitan dengan usaha pengadaan “BUTASARMAN” (Kebutuhan dasar manusia).
            Menurut Algamar dkk (1986), Indonesia bisa menjadi  negara industri perlebahan paling unggul di dunia.  Sayangnya, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara baik.  Di sejumlah negara maju, lebah  madu ditempatkan dalam mata rantai paket teknologi modern di bidang pertanian, minimal untuk sektor hortikultural. Ia dilindungi dari bahaya kemusnahan oleh obat-obatan anti hama.
            Untuk itu dengan mengetahui teknik budidaya lebah madu yang baik dan tepat maka ini akan menjadi salah satu langkah perubahan yang bisa dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang berada disekitar hutan ataupun wilayah yang berpotensi untuk membudidayakan lebah madu serta masyarakat perlu diberi arahan-arahan yang sifatnya membangun semangat masyarakat tersebut agar mau mengembangkan dan membudidayakan lebah madu dan tentunya hal ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada sosialisasi dari pemerintah daerah yang terkait.



BAB IV
PENUTUP



4.1. Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain :
1.      Lebah madu jenis (Apis indica) merupakan spesies lebah lokal yang sangat sering kita temui baik di rongga pohon, gua/gorong-gorong atau di rumah penduduk ternyata dapat menjadi suatu peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan dan membudidayakan tentunya dengan teknik yang baik dan tepat sehingga tidak merusak ekosistem lebah madu tersebut
2.      Madu merupakan cairan kental seperti sirup bewarna cokelat kuning muda sampai cokelat merah yang dikumpulkan dalam indung madu oleh lebah  yang memiliki banyak manfaat bagi manusia antara lain seperti,  gana, lilin/malam dan royal jelly serta tepung sari/pollen. Madu bermanfaat bagi manusia untuk daya tahan tubuh dan untuk obat.
3.      Madu tersusun atas molekul gula, mineral dan vitamin yang berguna bagi tubuh antara lain : Molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti Magnesium, Kalium, Potasium, Sodium, Klorin, Sulfur, Besi, dan Fosfat. Madu juga mengandung  vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari yang dikonsumsi lebah. Disamping  itu, didalam madu terdapat pula tembaga, yodium dan seng dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis hormon.
4.      Dalam upaya membudidayakan lebah madu tingkat keberhasilan budidaya tersebut sangat ditentukan oleh : Tersedianya sumber makanan, bibit lebah madu yang baik, pelaku budidaya/peternak, pemberian tambahan makanan pada saat perubahan cuaca.

4.2. Saran
            Dalam mendukung keberhasilan budidaya lebah madu ini peternak yang menjalankan kegiatan budidaya lebah tersebut hendaknya memiliki dasar ilmu yang sudah terlath agar dalam penerapannya tidak salah dantentunya hal ini kembali lagi pada pemerintah yang sangat dituntut agar dapat mensosialisasikan teknik atau cara budidaya lebah yang benar sehingga hal ini dapat memberikan dampak positif untuk kesejateraan masyarakat khususnya peternak lebah.




DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2013. Budidaya Ternak Lebah Madu : From : http://desakuhijau.org/budidaya-lebah-madu-bagian-3-4/  (Diakses Tanggal 16-10-2013)
Marhiyanto, B., 1999, Peluang Bisnis beternak Lebah, Gitamedia Press, Surabaya.
Tim Dosen. 2011. Tinjauan Pustaka Madu. From : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29867/4/Chapter%20II.pdf  (Diakses Tanggal 16-10-2013)
Tim Pelatihan Budidaya Lebah Madu. 2008. Cara Praktis Budidaya Lebah Madu (Apis Indica). Politeknik Purbaya. Tegal